PERDANA Menteri Turki Tayyip Erdogan pada Senin kemarin (19/11) menggambarkan Israel sebagai "negara teroris" atas tindakannya yang melakukan pemboman atas Gaza, menggarisbawahi adanya permusuhan antara ke dua negara setelah hubungan hancur pada tahun 2010.
Pernyataan Erdogan muncul setelah hampir seminggu serangan roket Palestina terhadap Israel dan serangan udara Israel di Jalur Gaza. Sebelumnya sebuah rudal Israel menewaskan sedikitnya 11 warga sipil Palestina, termasuk empat anak di Gaza pada hari Minggu.
"Mereka yang mengaitkan Islam dengan terorisme menutup mata mereka dalam menghadapi pembunuhan massal umat Islam, memutar kepala mereka dari tragedi pembantaian anak-anak di Gaza," tegas Erdogan yang mengatakan dalam konferensi dari Dewan Islam Eurasia di Istanbul.
"Untuk alasan ini, saya mengatakan bahwa Israel adalah negara teroris, dan tindakan mereka adalah tindakan teroris," tambahnya.
Hubungan antara Israel dan Turki, setelah satu-satunya menjadi negara Muslim yang bersekutu dengan Israel, hancur setelah marinir Israel menyerbu kapal bantuan Gaza tahun 2010. Sembilan warga Turki tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel di kapal bantuan tersebut.
Ankara mengusir duta besar Israel dan membekukan kerjasama militer setelah sebuah laporan PBB atas insiden itu dirilis pada bulan September tahun lalu.
Awal bulan ini Turki juga membuka sidang in absentia dari empat mantan komandan militer Israel selama serangan tahun 2010.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Gaza pada hari Selasa ini dengan sekelompok menteri luar negeri dari Liga Arab.