Penduduk Kepulauan Solomon di Pasifik memiliki ciri unik. Banyak dari mereka berkulit gelap tapi berambut pirang. Hal ini membingungkan para ilmuwan dan menjadi teka-teki genetik.
Kini, ilmuwan berhasil memecahkan teka-teki tersebut. Dalam publikasi di jurnal Science pada Kamis (3/5/2012), ilmuwan mengungkapkan bahwa karakteristik tersebut muncul sebagai akibat mutasi sebuah gen.
Untuk menemukan hasil ini, peneliti mengoleksi air liur dari 43 orang Solomon berambut pirang dan 42 orang Solomon berambut gelap. Analisis genetik kemudian dilakukan.
Analisis mengungkap bahwa gen TRYP1 yang ada di kromosom 9 dari 23 kromosom yang ada menjadi penyebab dari fenotif rambut pirang. Mutasi dari gen ini mempengaruhi enzim yang berkaitan dengan pigmentasi pada orang Solomon.
Peneliti mengungkapkan bahwa mutasi ini tidak terjadi pada manusia Eropa, hanya di populasi Melanesia. Analisis dari 52 populasi manusia di dunia membuktikan hal ini.
"Karakter manusia berambut pirang muncul secara independen di area khatulistiwa Oceania. Ini cukup tak terduga dan mencengangkan," ungkap Eimer Kenny, peneliti dari Stanford University School of Medicine yang terlibat riset ini.
Menurut peneliti, seperti diuraikan Livescience, Kamis (3/5/2012), gen penyebab rambut pirang ini berbeda dengan gen penyebab mata biru yang muncul 6000 - 10.000 yang lalu.
Berdasarkan riset, proporsi orang berambut pirang di Solomon tak jauh berbeda dengan proporsi orang berambut pirang di Eropa. Sean Myles and Nicholas Timpson, rekan Kenny, mengungkapkan bahwa proporsinya mencapai 5-10 persen.